Menjadi orang tua adalah momen yang membahagiakan sekaligus penuh tantangan. Banyak Ayah & Bunda, sebagai pasangan merasakan perubahan besar pada kedekatan emosional setelah memiliki anak terkait dengan peran baru. Aktivitas yang dulu dilakukan bersama kini berganti menjadi rutinitas mengurus bayi; kurang tidur, dan tuntutan rumah tangga yang rasanya tidak ada habisnya. Riset menunjukkan bahwa transisi menjadi orang tua adalah salah satu fase hidup yang paling menuntut bagi relasi pasangan.
Mengapa Romansa Sering Memudar Setelah Punya Anak
Studi longitudinal oleh Doss, Rhoades, Stanley, dan Markman (2009) menemukan bahwa kualitas hubungan pasangan umumnya mengalami penurunan signifikan setelah kelahiran anak pertama. Faktor utamanya meliputi kelelahan, perubahan peran, tuntutan pengasuhan, dan berkurangnya waktu untuk keintiman. Peneliti keluarga terkemuka Philip dan Carolyn Cowan (2000) juga menunjukkan bahwa munculnya peran baru sering memunculkan “kesenjangan emosional” antara pasangan, terutama ketika komunikasi tidak berjalan terbuka.
Contoh sehari-hari yang sering terjadi adalah ketika salah satu pasangan merasa memikul beban pengasuhan lebih besar dibanding pasangannya. Misalnya, saat bayi menangis sepanjang malam dan hanya satu pihak yang bangun berulang kali, sementara yang lain tidur lebih banyak. Pola ini, jika terjadi terus menerus, dapat memunculkan rasa tidak adil atau tidak dihargai.
Cara Menjaga Kehangatan Pasangan di Tengah Tuntutan Baru
Menurut Reis & Clark (2013) dalam Annual Review of Psychology, hubungan yang tetap hangat setelah memiliki anak biasanya ditandai oleh responsiveness, yaitu kemampuan pasangan untuk secara konsisten menunjukkan perhatian, pemahaman, dan dukungan terhadap kebutuhan emosional satu sama lain. Responsiveness sering muncul melalui tindakan kecil sehari-hari, misalnya bertanya “Hari ini capek ya?” atau memberikan pelukan singkat sebelum tidur, yang memberi sinyal bahwa pasangan saling hadir dan peduli.
Penelitian Cowan & Cowan (2000) juga menemukan bahwa pasangan yang tetap kuat biasanya menyediakan waktu rutin untuk berbicara dari hati ke hati, walau hanya 10 hingga 15 menit per hari. Fokusnya adalah saling memahami, bukan menyelesaikan masalah.
Sentuhan Hangat yang Menjadi Jembatan Emosi
Saat energi sudah habis dan aktivitas terasa berat, sentuhan hangat bisa menjadi cara sederhana namun efektif untuk membangun koneksi kembali. Banyak pasangan merasa lebih dekat ketika ada sentuhan lembut di punggung atau pijatan ringan setelah seharian mengurus anak.
Konicare Minyak Kayu Putih Hot hadir sebagai pendamping momen intim pasangan setelah hari yang panjang & melelahkan. Hangatnya lebih intens, aromanya segar alami dari essential oil membantu merilekskan otot, memberi rasa nyaman, dan menciptakan ruangan kecil untuk pasangan mengingat kembali bahwa mereka bukan hanya orang tua, tetapi juga dua individu yang saling mencintai.
Menjadi Parent Goals Dimulai dari Menjadi Couple Goals yang Dewasa
Menjaga romansa tidak harus besar dan mewah. Yang terpenting adalah konsistensi perhatian dan usaha kecil setiap hari. Ketika hubungan pasangan sehat, atmosfer rumah pun menjadi lebih damai dan anak belajar dari contoh nyata bagaimana hubungan yang penuh kasih bekerja.
Ingin lebih banyak inspirasi hangat seputar hubungan pasangan, parenting, dan momen kebersamaan? Follow Instagram & TikTok @bundakonicare untuk tips sehari-hari yang bisa membantu Ayah dan Bunda tetap hangat setiap harinya.
___
Referensi:
Cowan, C. P., & Cowan, P. A. (2000). When Partners Become Parents: The Big Life Change for Couples. Lawrence Erlbaum Associates.
Doss, B. D., Rhoades, G. K., Stanley, S. M., & Markman, H. J. (2009). The effect of the transition to parenthood on relationship quality. Journal of Personality and Social Psychology, 96(3), 601–619.
Reis, H. T., & Clark, M. S. (2013). Responsiveness. In J. A. Simpson & L. Campbell (Eds.), The Oxford Handbook of Close Relationships (pp. 400–423). Oxford University Press.
