Waspada Parental Burnout yang Bisa Dialami Orangtua

Menjadi orang tua adalah anugerah besar sekaligus tanggung jawab yang tidak ringan. Setiap hari Bunda dan Ayah dituntut untuk mendidik, mengasuh, dan mendampingi Si Kecil tumbuh dengan sebaik-baiknya. Tapi, pernahkah Bunda merasa lelah sampai rasanya tenaga dan hati terkuras habis? Jika iya, bisa jadi Bunda sedang mengalami parental burnout.


Parental burnout adalah kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional akibat tekanan dan tanggung jawab dalam mengasuh anak. Kondisi ini sering dialami orang tua, terutama para ibu, namun tidak selalu mudah diakui. Banyak orang tua memilih diam karena takut dinilai kurang baik jika mengaku lelah. Padahal, menyadari tanda-tandanya justru penting agar Bunda dapat menjaga kesehatan diri sekaligus tetap hadir maksimal untuk Si Kecil.


Gejala Parental Burnout

Orang tua yang mengalami parental burnout biasanya merasakan kelelahan yang tidak sekadar fisik, tetapi juga mental. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Jenuh mengurus anak, hingga aktivitas sehari-hari terasa berat.
  • Menjadi jauh secara emosional, membuat hubungan dengan Si Kecil terasa renggang.
  • Rasa tidak percaya diri dalam mengasuh, muncul perasaan ragu apakah sudah memberi yang terbaik.
  • Meningkatnya kecemasan hingga depresi, karena beban pikiran yang menumpuk.

Penyebab Parental Burnout

Setiap orang tua dapat mengalami burnout, namun resikonya lebih tinggi pada kondisi tertentu. Beberapa penyebab yang umum antara lain:

  • Tuntutan terlalu tinggi dan keinginan serba sempurna.
  • Kurangnya dukungan dari pasangan atau keluarga.
  • Kondisi khusus anak, misalnya keterlambatan perkembangan, yang menambah tekanan.
  • Ketidakseimbangan peran, antara kebutuhan pribadi dengan tanggung jawab sebagai orang tua.

Cara Mencegah Parental Burnout

Meski melelahkan, parental burnout bukan berarti tidak dapat dicegah. Beberapa langkah berikut dapat membantu Bunda menjaga keseimbangan diri:

1. Berkomunikasi rutin dengan pasangan atau orang terdekat.

Jangan ragu membagi cerita, kecemasan, atau keluhan. Menyadari bahwa Bunda tidak sendirian akan sangat melegakan.

2. Rawat diri dengan baik.

Cukupi kebutuhan tidur, konsumsi makanan bergizi, dan luangkan sedikit waktu untuk diri sendiri. “Me time” bukanlah sikap egois, tetapi cara untuk mengisi ulang energi Bunda.

3. Cari momen relaksasi.

Kadang, yang Bunda butuhkan hanyalah jeda sejenak dari rutinitas. Cobalah duduk tenang, tarik napas dalam, lalu temani dengan wangi aromaterapi Konicare Minyak Telon Extra Lemongrass, bisa untuk pijatan ringan atau diteteskan ke diffuser. Wangi segarnya membantu meredakan penat dan membuat tubuh terasa lebih rileks. Jika ingin suasana lebih damai menjelang istirahat, Bunda dapat memilih Konicare Minyak Telon Plus Lavender. Keharuman lembut dari perpaduan alami essential oil lavender dikenal mampu memberikan efek relaksasi sekaligus menenangkan pikiran. Sementara itu, untuk melepas lelah sambil berbagi momen hangat bersama pasangan, Bunda bisa mengoleskan Konicare Minyak Kayu Putih Hot.  Kehangatannya yang lebih intens menghadirkan rasa nyaman sekaligus mempererat kedekatan.


Merawat diri bukan berarti mengabaikan keluarga. Justru dengan menjaga fisik dan mental tetap sehat, Bunda dapat menghadirkan versi terbaik diri sendiri untuk Si Kecil. Ingat ya, Bun, orang tua yang bahagia akan membantu anak tumbuh dengan lebih bahagia juga.



Artikel Terkait

BACK TO TOP